AKUNTANSI
UNTUK TRANSAKSI MATA UANG ASING
Suatu
entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing dalam dua cara,
yaitu:
1. Entitas mungkin memiliki transaksi
dalam mata uang asing. Mata uang asing adalah suatu mata uang
selain mata uang fungsional suatu entitas, sedangkan definisi dari mata uang
fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas
beroperasi.
2. Memiliki kegiatan usaha luar negeri.
Definisi dari kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan
entitas anak, perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas
pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau menggunakan mata
uang selain mata uang entitas pelapor.
3. Selain dua diatas pemerintah juga
berpera dalam hal ini
Disamping
dua hal di atas, suatu entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata
uang asing.
Permasalahan
utama dalam hal yang menyangkut masalah valuta asing adalah nilai tukar mana
yang digunakan dan bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan nilai tukar
dalam laporan keuangan.
MATA UANG FUNGSIONAL
Faktor-faktor
yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam menentukan mata uang fungsionalnya:
1. Mata
uang
a. Yang
paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata uang ini seringkali
menjadi mata uang dimana harga jual untuk barang dan jasa didenominasikan dan
diselesaikan); dan
b. Dari
sautu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar
menentukan harga jual dari barang dan jasanya.
2. Mata
uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, amterial dan biaya-biaya lain
dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang
dimana biaya-biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan).
Faktor-faktor lain
berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional suatu entitas:
a. Mata
uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen
utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.
b. Mata
uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
Faktor-faktor berikut
ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional
dari suatu kegiatan usaha luar negeri, dan apakah mata uang fungsionalnya sama
seperti mata uang entitas pelapor (entitas pelapor, dalam konteks ini,
merupakan entitas yang memiliki kegiatan usaha luar negeri sebagai entitas
anak, cabang, entitas asosiasi atau ventura bersama):
a. Apakah
aktivitas-aktivitas dari kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai suatu
perpanjangan dari entitas pelapor, bukan dilaksanakan dengan otonomi yang
signifikan.
b. Tinggi
rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri terhadap transaksi dengan entitas
pelapor.
c. Apakah
arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung mempengaruhi arus kas
entitas pelapor dan apakah arus kas tersebut siap tersedia untuk dikirimkan ke
entitas pelapor.
d. Apakah
arus kas dari aktivitas-aktivitas kegiatan usaha luar negeri cukup untuk
membayar kewajiban instrumen utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi
tanpa adanya dana yang disediakan oleh entitas pelapor.
Ketika
indikator-indikator yang telah disebutkan di atas tidak jelas, manajemen akan menggunakan pertimbangan
untuk menentukan mata uang fungsional mana yang paling tepat menggambarkan
pengaruh ekonomi dari transaksi-transaksi, kejadian dan kondisi yang
mendasarinya.
Jika
mata uang fungsional telah ditentukan maka tidak akan berubah kecuali jika ada
perubahan pada transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasasri pemilihan mata
uang fungsional tersebut.
PELAPORAN
TRANSAKSI MATA UANG ASING KE DALAM MATA UANG FUNGSIONAL
Transaksi Mata uang
Asing
Transaksi
mata uang asing adalah transaksi yang didenominasikan atau memerlukan
penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang
timbul ketika suatu entitas:
a. Membeli
atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu mata
uang asing.
b. Meminjam
atau meminjamkan dana dengan utang atau tagihan didenominasikan dalam suatu
mata uang asing; atau
c. Memperoleh
atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan kewajiban yang
didenominasikan dalam mata uang asing.
Untuk
memahami mengapa hal ini terjadi, petimbangkanlah pertama-tama istilah mata
uang fungsional.
Mata uang
fungsional sebuah perusahaan diartikan
sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan
beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar
negeri relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara asing (yaitu
sutau anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi setempat),
umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local
(Negara-negara domisili). Dengan demikian mata uang local (contoh euro untuk
anak perusahaandari suatu perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah mata uang
fungsionalnya.Untuk menggambarkan perbedaan antara suatu transaksi yang
berdenominasi dalam suatu mata uang tetapi diukur dalam mata uang lainnya,
misalkan sebuah anak perusahaan AS di Hong Kong membeli persediaan barang
dagangan dari Republik Rakyat Cina yang dibayarkan dalam renmimbi. Mata uang
fungsional anak perusahaan adalah dollar AS. Dalam kasus ini, anak perusahaan
akan mengukur transaksi mata uang asing yang berdenominasi dalam renmimbi ke
dalam dollar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan bukunya. Dari sudut
pandang induk perusahaan, kewajiban anak perusahaan berdenominasi dalam
renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata uang fungsionalnya, untuk
keperluan konsolidasi.
Pengakuan Awal Transaksi Mata Uang
Asing
Suatu transaksi mata uang asing harus
dicatat dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional
dan mata uang asing pada tanggal transaksi.
Nilai
tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman
segera. Sedangkan yang dimaksud dengan
tanggal
suatu transaksi adalah tanggal pada saat pertama kali,
suatu transaksi memenuhi untuk kriteria pengakuan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan. Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs aktual
pada tanggal transaksi sering digunakan. Contoh, suatu kurs rata-rata untuk
seminggu atau sebulan mungkin dapat digunakan untuk semua transaksi dalam mata
uang asing yang terjadi selama periode tersebut. Namun, jika nilai tukar
berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode
adalah tidak tepat.
Penerapan pada Tanggal Pelaporan
·
pos
moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs
penutup. Kurs penutup adalah nilai tuka r spot pada akhir periode
pelaporan. Sedangkan pengertian dari pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang
yang dimiliki dan aset serta liabilitis yang akan diterima atau dibayarkan
dalam jumlah unit mata uang yang pasti atau dapat ditentukan. Contoh dari
pos-pos moneter adalah pensiun dan imbalan kerja lainnya yang harus dibayar
dalam kas, kewajiban estimasi yang harus dibayar dengan kas serta dividen kas. Yang
berbentuk uang
·
pos
nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam mata
uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan berory bentuk
aset/ invent
·
pos nonmoneter yang diukur pada nilai
wajar, dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal
ketika nilai wajar ditentukan.
SELISIH KURS
Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata
uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.
Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses
penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter
tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode
laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba atau rugi
dalam periode pada saat terjadinya.
Ketika pos moneter timbul
dari transaksi mata uang asing dan terdapat perubahan dalam nilai tukar antara
tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian,
terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi diselesaikan dalam
suatu periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua selisih
nilai tukar diakui dalam periode itu.
Namun ketika transaksi
diselesaikan dalam periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode sampai pada
tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama
masing-masing periode.
Ketika suatu keuntungan
atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam pendapatan komprehensif lain,
setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu harus diakui dalam
pendapatan komprehensif lain.
Sebaliknya, ketika
keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi,
setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian tersebut harus diakui
dalam laba atau rugi.
Pernyataan lain mensyaratkan
keuntungan atau kerugian harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Contohnya,
Asset
Tetap mensyaratkan beberapa keuntungan atau kerugian yang timbul
pada suatu penilaian kembali aset tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Karena merupakan pos nonmeneter
Ketika suatu aset diukur
dalam mata uang asing mensyaratkan jumlah yang dinilai kembali harus dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal di mana nilai itu ditentukan, yang menghasilkan
suatu selisih nilai tukar yang juga harus diakui dalam pendapatan komprehensif income
lain.
Selisih nilai tukar yang
timbul pada suatu pos moneter yang membentuk bagian dari investasi neto suatu entitas
pe lapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri harus diakui dalam laba atau rugi dalam
laporan keuangan terpisah dari entitas pelapor atau laporan keuangan
individual dari kegiatan usaha luar negeri, yang mana yang tepat. Dalam laporan
keuangan yang memasukkan kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor
(misalnya laporan keuangan konsolidasian
ketikakegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas anak), selisih nilai
tukar harus diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan dikelompokkan
kembali dari ekuitas ke laba atau rugi pada saat pelepasan investasi neto. Ketika suatu pos
moneter membentuk bagian dari investasi neto suatu entitas pelapor dalam suatu
kegiatan usaha luar negeri dan didenominasikan dalam mata uang fungsional dari
entitas pelapor, suatu selisih nilai tukar muncul dalam laporan keuangan
individual kegiatan usaha luar negeri. Jika pos moneter tersebut
didenominasikan dalam mata uang fungsional dari kegiatan usaha luar negeri itu,
selisih nilai tukar muncul di dalam laporan keuangan terpisah suatu entitas pelapor.
Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam suatu mata uang selain mata
uang fungsional baik entitas pelapor atau kegiatan usaha luar negeri, suatu
selisih nilai tukar muncul dalam laporan keuangan terpisah entitas pelapor dan
dalam laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri. Selisih nilai
tukar tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada laporan keuangan
yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (yaitu laporan
keuangan yang didalamnya kegiatan usaha luar negeri dikonsolidasikan,
dikonsolidasikan secara proporsional atau dihitung dengan menggunakan metode
ekuitas).
Ketika entitas
melaksanakan pembukuan dan pencatatannya dalam suatu mata uang selain mata uang
fungsional nya,
pada waktu entitas menyiapkan laporan keuangannya, semua jumlah harus
dijabarkan ke dalam mata uang fungsional. Hal ini menghasilkan jumlah yang sama
di dalam mata uang fungsionalnya seperti yang seharusnya sudah terjadi seandainya
pos-pos tersebut telah dicatat diawal dalam mata uang fungsional. Contohnya,
pos moneter dijabarkan ke dalam mata uang fungsional menggunakan kurs penutup, dan
pos nonmoneter yang diukur berdasarkan nilai historis dijabarkan menggunakan
nilai tukar pada tanggal transaksi saat diakuinya pos tersebut.
Pengaruh Pajak atas Semua Selisih Nilai Tukar
Keuntungan atau
kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar yang
timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas (termasuk
suatu kegiatan usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang berbeda mungkin
memiliki pengaruh pajak. Jiidia rugi akan mengurangi pajak juga sebaliknya.
Pengungkapan
Suatu entitas
mengungkapkan:
a. jumlah dari selisih nilai tukar yang diakui
dalam laba rugi kecuali untuk selisih nilai tukar yang timbul pada instrumen
keuangan yang diukur pada nilai wajarnyamelalui laba atau rugi.
b. selisih nilai tukar neto diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah,
dan juga harus mengungkapkan rekonsiliasi dari selisih nilai tukar tersebut
pada awal dan akhir periode.
Mengenai pengungkapan juga :
·
Ketika mata uang pelaporan berbeda dari mata uang fungsional, fakta
tersebut harus dinyatakan, bersama dengan pengungkapan mata uang fungsional dan
alasan untuk menggunakan suatu mata uang pelaporan yangberbeda
·
Ketika terdapat suatu
perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor maupun dari suatu
kegiatan usaha luar negeri yang signifi kan, fakta tersebut dan alasan untuk
perubahan dalam mata uang fungsional harusdiungkap kan.
·
Ketika entitas
menyajikan laporan keuangannya dalam suatu mata uang yang berbeda dari mata
uang fungsionalnya,entitas harus menjelaskan bahwa laporan keuangan
merekatunduk pada SAK hanya jika entitas mematuhi semua persyaratan dari setiap
Pernyataan dan setiap Interpretasi dari Pernyataan yang berlaku termasuk metode
penjabaran.
Entitas terkadang menyajikan laporan
keuangan nya atau informasi keuangan lainnya dalam suatu mata uang yang bukan
mata uang fungsionalnya tanpa memenuhi persyaratannya. Contohnya, suatu entitas
dapat melakukan konversi hanya terhadap pos-pos tertentu dari laporan
keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang
dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat melakukan konversi terhadap laporan
keuangannya ke dalam mata uang lain dengan menjabarkan semua pos-pos dengan
kurs penutup terkini.
·
Ketika entitas
menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya di dalam suatu mata
uangyang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang
pelaporannya, dan persyaratan-persyaratan tidak dipenuhi, entitas harus:
a)
mengidentifi
kasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan;
b)
mengungkapkan
mata uang di mana informasi tambahan tersebut disajikan; dan
c) mengungkapkan mata uang fungsional entitas danmetode penjabaran
yang digunakan untuk menentukaninformasi tambahan.
Translasi
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan
menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta
asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang
lainnya.
Alasan
dilakukannya tranlasi adalah sebagai berikut:
1. Agar
para pembaca laporan keuangan mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi
perusahaan baik domestik dan luar negeri.
2. Translasi
mata uang asing merupakan tantangan bagi perusahaan multinasional untuk
menyediakan pengungkapan informasi keuangan, karena banyak metode translasi
yang dapat digunakan yang menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan da
kerugian translasi.
3. Untuk
mencatat transaksi matauang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap
pengaruh perubahan mata uang asing.
4. Untuk
mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap
pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan
dari luar negeri.
5. Meluasnya
peningkataan kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu
perusahaan yang berdomisili di satu negara kepada pengguna di negara lain, yang
timbul dengan tujuan untuk mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar
negeri, melakukan akuisis atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin
mengkomunikasikan hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham
asingnya.
Ilustrasi Accounting for Sales and
Purchases Denominated in a Foreign Currency
The
following entries illustrate the method requied by the IASB dan FASB. Assume
that a U.S firm imports equipment from Germany on March 1 for € 200,000 when
the exchange rate is $ 1.3112 per euro. Payment in euro does not have to be
made until April 30. Assume that on March 31, the exchange rate is $ 1.3500 and
on April 30 is $ 1.3300. Also, assume that the firm’s books areclosed at the
end of the calender quarter.
March
1 Purchases 262,240
Accounts
Payable 262,240
€ 200,000 x
1.3112
March
31 Foreign Exchange
Loss 7,760
Account
Payable 7,760
200,000 x
(1.3112-1.3500)
April
30 Account Payable 270,000
Foreign
exchange gain 4,000
Cash
(200,000 x 1.3300) 266,000
Ketika
kita melakukan anlisis akunting dlam ilustrasi;
-
Melakukan transsaksi
-
Melkukan adjstment dengan menambah nilai
hutang
-
Mlkkan adjtment dengan pembayaran hutang
dengan cash
Illustration: Accounting for Debt
Incurred in a Foreign Currency
On
January 1, assume that a U.S. firm borrows 2 million Swiss Francs (CHF) for
five years at 3 percent interest paid semiannually in Swiss Francs. The
principal does not have to be repaid until the end of the loan. Assume also
that the loan is adjusted for any exchange rate change every six months. Assume
the following excnage rates for the first year:
January
1 $ 0.8064
June
30 $ 0.7901
December
31 $ 0.8839
The
average exchange rate for the six months was $ 0.79825 and the second six
months it was $ 0.8370.
The
journal entries for the first six months would be as follows:
January
1 Cash 1,612,800
Notes
payable / pinjaman 1,612,800
June
30 Notes Payable 32,600
Foreign
Exchange Gain/ perbedaan kurs 32,600
(CHF
0.7901-0.8064) x CHF 2 million
Interest
Expense 23,948
Foreign
exchange gain 245
Cash 23,703
CHF
2,000,000 x (0.03/2) = 30,000 x 0.79825 = $ 23,948
CHF 30,000 x
0.7901 =$ 23,703
December
31 Foreign Exchange loss 187,600
Notes
payable 187,600
(0.8839-0.7901)
CHF 2 million
Interest
expense 25,110
Foreign
Exchange loss 1,407
Cash
26,517
CHF 30,000 x
0.8370 = $ 25,110
CHF 30,000 x
0.8839 = $ 26,517
Perhatikan
bahwa average exchange rate digunakan untuk menghitung interest expense dan
Foreign Exchange Gain atau loss adalah selisih antara interest expense dan cash
yang dibayarkan untuk interest pada kurs spot pada tanggal pembayaran.
Ilustrasi
translasi
Facts
BritCo,
a wholly owned U.K. subsidiary of DollarCo, incorporates when exchange rate is
£1 = US$1.10; Other exchange rates are:
January 1, Year 6 £1 =
US$1.20
December 31, Year 6 £1
= US$1.40
Average for Year 6 £1 =
US$1.30
Receivables,
payables, and noncurrent liability amounts are denominated in local currency
Dollar
balance of Retained Earnings at December 31, Year 5, is $60,000
Cumulative
Foreign Exchange Translation Adjustment at December 31, Year 5, is $30,000
(Cr.)
BritCo’s
December 31, Year 6, trial balance conforms to DollarCo’s accounting
principles; the pound (£) is the functional currency of BritCo:
Debit
|
Credit
|
|
Cash
|
£0,100,00
|
|
Account
Receivable
|
300,000
|
|
Inventory,
at cost
|
500,000
|
|
Prepaid
Expense
|
25,000
|
|
PPE
(net)
|
1,000,000
|
|
Long
term note Receivable
|
75,000
|
|
Account
Payable
|
£0,500,000
|
|
Current
Portion of long term debt
|
100,000
|
|
Long
Term Debt
|
900,000
|
|
Capital
Stock
|
300,000
|
|
Retained
Earning, January, Year 6
|
50,000
|
|
Sales
|
5,000,000
|
|
Cost
of Sales
|
4,000,000
|
|
Depreciation
|
300,000
|
|
Other
expenses
|
||
TOTAL
|
Sales,
purchases, and all operating expenses occur evenly throughout the
year—accordingly, cost of sales is convertible by use of the average rate
Income tax consequences, if any, are ignored
BritCo
Translated Balance Sheet and Income Statement
£
|
Exchange Rate
|
Code
|
US $
|
|
Balance Sheet
|
Mata uang asli
|
Translasi ke dolar
|
||
Cash
|
100,000
|
1.4
|
C
|
140,000
|
Account
Receivable
|
300,000
|
1.4
|
C
|
420,000
|
Inventory,
at cost
|
500,000
|
1.4
|
C
|
700,000
|
Prepaid
Expense
|
25,000
|
1.4
|
C
|
35,000
|
PPE
(net)
|
1,000,000
|
1.4
|
C
|
1,400,000
|
Long
term note Receivable
|
75,000
|
1.4
|
105,000
|
|
Total Asset
|
2,800,000
|
|||
Account
Payable
|
1.4
|
700,000
|
||
Current
Portion of long term debt
|
100,000
|
1.4
|
C
|
140,000
|
Long
Term Debt
|
1.4
|
C
|
1,250,000
|
|
Total Liabilities
|
1,500,000
|
2,100,000
|
||
Capital Stock
|
1.1
|
330,000
|
||
RetainedEarnings:
|
||||
Balance,1/1/year 6
|
50,000
|
B
|
60,000
|
|
Current Year net income
|
150,000
|
F
|
195,000
|
|
Balance,12/31/year 6
|
200,000
|
|||
Cummulative foreign exchange
|
||||
Translation adjustment:
|
||||
Balance, 1/1/year 6
|
B
|
30,000
|
||
Current year translation adjustment
|
G
|
85,000
|
||
Balance, 12/31/year 6
|
115,000
|
|||
Total Stockholders’ equity
|
700,000
|
|||
Total Liabilities and Equity
|
2,000,000
|
2,800,000
|
||
Income Statement
|
||||
Sales
|
5,000,000
|
1.3
|
A
|
6,500,000
|
Cost of Sales
|
(4,000,000)
|
1.3
|
A
|
(5,200,000)
|
Depreciation
|
(300,000)
|
1.3
|
A
|
(390,000)
|
Other expenses
|
1.3
|
(715,000)
|
||
Net Income
|
195,000
|
|||
*Translation code or
explanation: C = Current rate. H = Historical rate. A = Average rate. B = Balance in U.S. dollars at the beginning of
the period. F = Per income statement. G = Amount needed to
balance the financial statements.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar